Sore perlahan meranjak menjemput senja. Ben Puteh terlihat sangat sibuk menarik dan mengulur jarring ikannya, tapi mereka biasa menyebut nya Angkhoi ,lelaki yang berusia 50 tahun itu selalu melakukan aktifitas ini setiap hari, sudah tiga tahun dia hanya mengandalkan jarring ini untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga nya sehari-hari. aktifitas ini sudah sejak dahulu dilakukan oleh masyarakat nelayan di desa alue kala Kecamatan Muara Satu Kota Lhokseumawe ini .Angkhoi adalah peralatan yang digunakan untuk menangkap ikan terbuat dari alat-alat sederhana jarring yang besar dengan menggunakan katrol untuk mengulur dan menggulungnya dan dua tiang bambu dikedua sisinya, sambil menggulur jarring nya Ben Puteh mengatakan dulu banyak jarring yang seperti punya saya disebelah sana sambil menunjuk kearah Timur Sungai Alue Kala,
Tapi selama muara menjadi dangkal kami para nelayan susah menangkap ikan, hanya mengandalkan air pasang dari laut karena pada saat pasang ikan akan masuk ke muara, jaring yang biasa mereka sebut Angkhoi ini memiliki serat jarring yang kasar jadi ikan kecil tidaka akan ikut terjaring ia selalu menjaring disaat senja tapi terkadang jika air pasang dia akan menginap digubuk jarring nya tersebut karena hasil tangkapan jika air pasang bisa mencapai 10 hingga 20 kilogram “ya lumayan buat dijual dan dikonsumsi sendiri” ujarnya sambil tersenyum, ungkap Ben Puteh untuk membuat satu unit jaring ini ia membutuhkan uang sebesar Tiga Juta Rupiah ini pun yang mengeluarkan biaya untuk pembuatan Angkhoi dibantu oleh menantu saya,
Jika dibandingkan dengan jarring lain Angkhoi atau jarring ini mempunyai efek yang tidak membahayakan bagi kelestarian alam jika dibandingkan dengan pukat-pukat harimau yang digunakan nelayan untuk menagkap ikan dilaut yang tidak menghiraukan kelestarian fauna dan flora bawah laut akibat keserakahan manusia.
Ini adalah salah satu bentuk kearifan local dalam menjaga keseimbangan alam, dengan tidak melakukan eksploitasi secara besar-besaran, tanpa mempertimbangkan efek-efek kerusakan Alam, Ben Puteh mungkin satu diantara banyak Nelayan yang menggunakan Angkhoi di Sungai Alue Kala sebagai alat untuk mencari nafkah dalam menghidupi keluarganya.dan turut menjaga kelestaraian Alam demi masa depan dan anak cucu kelak.semoga!
Comments